Djunaidi Baharudin , December 13 2021
Pengukuran dan penetapan Key Performance Indicator (KPI) yang berbeda, akan menimbulkan pola perilaku yang berbeda pula. Contoh kasusnya bisa dilihat pada dua model vendor yang bisa disewa untuk keperluan renovasi rumah di bawah ini.
Renovasi rumah bisa dilakukan oleh dua model vendor. Model vendor yang pertama adalah vendor pekerjaan “borongan”. Model yang kedua adalah vendor pekerjaan “harian”. Perjanjian dengan vendor pekerjaan borongan adalah dengan nilai kontrak tertentu akan menghasilkan total pekerjaan yang disepakati, tidak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan.
Konsekuensi dari vendor model ini adalah semakin lama pengerjaan semakin banyak tenaga kerja yang dipakai, biaya semakin mahal, tetapi pelanggan tidak akan dikenakan biaya tambahan. Akibatnya, pengerjaan dilakukan dengan cepat tetapi biayanya mahal karena termasuk unsur risiko di dalamnya.
Sedangkan perjanjian untuk model vendor harian adalah biaya para tukang dihitung secara harian. Pekerjaan akan dilakukan semampu para tukang menyelesaikan pekerjaannya setiap hari.
Dengan model ini biasanya pengerjaan jadi lama dan banyak proses tidak penting yang dilakukan, sehingga menghabiskan waktu. Karena semakin lama dikerjakan, semakin banyak pendapatan yang diterima oleh vendor bersangkutan. Akibatnya, hitungan di awal biasanya lebih murah, tetapi hasil akhirnya bisa jauh lebih mahal, dan waktunya malah lebih lama.
Kesimpulan dari cerita tersebut, adalah pengukuran kinerja atau KPI akan mendorong terciptanya pola perilaku. (https://ilmukpi.com/menilai-kinerja-karyawan-melalui-metode-kpi-atau-key-performance-indicators/) Pengukuran yang benar akan mendorong individu berperilaku benar. Pengukuran yang salah akan mendorong individu berperilaku tidak benar dalam pencapaian kinerjanya.
Dalam organisasi yang jumlah individunya semakin banyak, pembuatan KPI Individu memerlukan perhatian khusus dan perlu penyelarasan. Penyelarasan kinerja diperlukan antara fungsi utama atau core, dengan fungsi pendukung atau support. Perlu dipastikan apa yang dilakukan oleh seluruh individu dalam organisasi berdampak pada kinerja organisasi secara keseluruhan.
Salah satu cara memastikan bahwa KPI Individu selaras dengan organisasi adalah melihat kemampuan perusahaan dalam menurunkan KPI organisasi dari level paling atas hingga paling bawah. Dimulai dari KPI perusahaan, KPI divisi, KPI Departemen sampai KPI Individu.
Dalam organisasi, pengelolaan pengukuran terhadap kinerja karyawan secara individu biasa dikenal dengan Individual Performance Management System. Individual Performance Management System dimulai dari perencanaan alat ukur atau Key Performance Indicator (KPI) plus targetnya, lalu penyelarasan KPI individu dengan organisasi, monitoringnya, serta pengukuran hasil beserta evaluasinya. Supaya mampu menjadi organisasi yang berkinerja baik berkelanjutan, maka organisasi perlu mengelola Individual Performance Management System dengan baik.
“Performance management is a continuous process of identifying, measuring, and developing
the performance of individuals and teams and aligning performance with the strategic goals.” (Aguinis, 2013).
Djunaidi Baharudin
Strategy & Execution Chief of Tribe
GML Performance Consulting
Jika ada informasi yang ingin ditanyakan, silakan Chat WA Customer Service & Social Media kami:
Djunaidi Baharudin , December 13 2021
Setiap perusahaan pastinya membutuhkan pengukuran yang tepat dalam mengetahui efektivitas kinerja semua aspek yang terlibat di dalamnya, serta mengukur sejauh...
Djunaidi Baharudin , December 13 2021
Ini Caranya Menciptakan Sistem Penilaian Kompetensi...
Djunaidi Baharudin , December 13 2021
Artikel ini dikutip dari website Tempo.co ...
2024 © ONE GML Consulting