Human-Machine Collaboration; Methodology & Ethics in AI-Based Assessment and Development.

Diadakan pada tanggal 19 April 2024

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah mengubah lanskap Manajemen Sumber Saya Manusia (MSDM), terutama dalam proses rekrutmen, penilaian, dan pengembangan karyawan. Sebagai praktisi SDM, kita harus siap untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang tidak pernah berhenti. Hal ini menuntut komitmen yang berkelanjutan dalam pengembangan keterampilan, penelitian, dan pembaharuan regulasi untuk menjaga langkah dalam dinamika dunia kerja. 

Untuk mengoptimalkan potensi teknologi ini, ONE GML mengundang para ahlinya untuk berdiskusi tentang dunia pengembangan karyawan saat ini, khususnya dunia Assessment Center yang telah banyak melibatkan teknologi dan AI dalam prosesnya. Dalam artikel ini, telah dirangkum beberapa poin penting yang dipaparkan dan didiskusikan dalam acara Indonesia Assessment Center Forum, yaitu:

Pertama, manusia tetap menjadi komponen yang tak tergantikan dalam penggunaan AI untuk rekrutmen dan penilaian karyawan. Meskipun otomatisasi telah meningkatkan efisiensi dalam proses Assessment Center, namun human touch tetap dibutuhkan dalam memastikan keadilan, kepekaan terhadap konteks budaya, dan interpretasi hasil tes yang lebih kompleks. Keterlibatan manusia masih dibutuhkan sebagai kunci untuk memastikan etika dan keadilan tetap dipertimbangkan dalam penggunaan AI.

Kedua, pengembangan keterampilan para Asesor dalam menghadapi perubahan dan perkembangan teknologi AI sangatlah penting. Pelatihan berkelanjutan dan kolaborasi antara praktisi SDM dan pengembang teknologi diperlukan untuk memastikan, bahwa penilai memiliki pemahaman yang mendalam tentang teknologi AI, serta dapat menggunakannya secara efektif dan memperhatikan nilai-nilai etis.

Ketiga, etika penggunaan AI dalam penilaian karyawan menjadi fokus yang semakin penting. Perusahaan perlu mempertimbangkan dampak teknologi AI terhadap keadilan, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan. Regulasi yang ketat dan pedoman etika yang jelas diperlukan untuk memastikan, bahwa penggunaan AI dalam penilaian karyawan tidak menghasilkan bias atau pun diskriminasi.

Keempat, potensi sinergi antara AI dan teknologi blockchain menjanjikan mampu meningkatkan efisiensi dan keamanan data, dalam seluruh proses penilaian dan pengembangan karyawan. Sebagai praktisi SDM yang menjadi muara seluruh data pegawai, maka tantangan terkait privasi dan keamanan data harus diperhatikan secara serius agar keputusan terkait pegawai dapat dilakukan secara lebih obyektif, tanpa banyak campur tangan pihak-pihak yang berkepentingan.

Dari rangkuman di atas, terlihat jelas bahwa selain memperhatikan perkembangan teknologi, kemampuan dan keterampilan Asesor juga sangat penting untuk diperhatikan dalam menanggapi perkembangan teknologi ini. 

Untuk membekali pelatihan para Asesor, penting untuk fokus terutama pada kemampuan menyusun laporan assessment karyawan yang akurat, dan kepekaan mendeteksi apakah proses assessment berlangsung secara adil dan obyektif. 

Berikutnya, para Asesor juga harus memiliki pemahaman yang mendalam mengenai beragam metode penilaian yang dilakukan (wawancara, tes psikologi, latihan simulasi, dan observasi perilaku), mengembangkan keterampilan dalam menilai kinerja termasuk pembahasan terkait etika profesional yang perlu dimiliki seorang Asesor, termasuk sampai aspek perencanaan dan manajemen waktu para Asesor.

Investasi dalam melatih para Asesor tak hanya akan meningkatkan kompetensi para penilai, tetapi juga akan membantu perusahaan membangun sistem penilaian yang berkualitas sekaligus relevan dengan kebutuhan bisnis.

Bagi perusahaan yang ingin memastikan seluruh proses assessment berjalan dengan baik, maka pilihan selanjutnya bagi perusahaan adalah membangun Assessment Center secara mandiri untuk karyawan internal.

Penulis:

A.Stephanie Hutabarat.,MA.,MPsi.,Psikolog

Editor:

Ivan Mulyadi