Ivan Mulyadi , June 07 2022
Peran teknologi sudah bergeser signifikan dan semakin bersentuhan langsung dengan berbagai aspek kehidupan. Mulai dari aktivitas bekerja, belajar, sampai belanja dan hiburan, semua sudah bisa dipermudah lewat teknologi. Tak hanya mudah, customer experience para pelanggan pun bisa semakin dimodifikasi secara beragam.
Berbicara soal fungsi bisnis, mulai dari pemasaran, branding, pelayanan pelanggan, penjualan, humas, bahkan sampai Human Resource (HR) dan strategic planning pada tingkat C-level perusahaan, semua tak lepas dari sentuhan perkembangan digital. Para pemimpin perusahaan pun semakin concern berinvestasi pada tools maupun pengembangan talenta, sebagai penggerak di berbagai aspek bisnis.
Transformasi digital memang gencar didengungkan banyak bisnis dan perusahaan. Namun apakah sebatas adu keren teknologi saja? Tentu tidak demikian!
Transformasi Digital Indonesia
Indonesia menjadi salah satu negara yang tingkat adopsi digitalnya paling tinggi. Sementara itu, International Data Corporation (IDC) memprediksi total anggaran pembelanjaan teknologi juga akan menyentuh angka sekitar US$250 juta pada tahun 2022 berkenaan dengan layanan komputasi awan, serta peranti keras dan lunak.
Optimisme dan prospek turut dipicu dengan banyak bermunculannya adopsi teknologi digital, seperti Artificial Intelligence (AI), Mixed Reality (MR), dan Internet of Things (IoT). Berbagai teknologi tersebut tak hanya menjadi pendorong utama transformasi digital, tetapi juga menciptakan dampak positif yang berkelanjutan terhadap perkembangan dunia usaha.
Tak disangka awal tahun 2020 ini kita harus diterpa bencana pandemi Covid-19, yang sangat melumpuhkan pergerakan roda ekonomi dengan sangat masif di seluruh dunia. Kondisi sarat perubahan dan serba ketidakpastian ini justru semakin meningkatkan urgensi bagi banyak pihak untuk semakin serius mewujudkan transformasi digitalnya.
Urgensi Semakin Besar
Hampir di semua negara, media dan channel digital semakin bertambah banyak, dibarengi oleh infrastruktur yang semakin matang. Tak heran jika semakin banyak usaha mulai menjajal kemampuannya di ranah digital untuk semua aktivitas bisnisnya. Selain praktis dan biaya operasional yang relatif lebih rendah, kita tentunya mengharapkan hasil yang lebih maksimal.
Transformasi digital sebenarnya sudah menjadi concern dari para top management perusahaan. Beberapa sektor merasakan dorongan yang lebih besar untuk segera menjalankan transisi ke digital, seperti perbankan, media, asuransi, finansial, pariwisata, penerbangan, termasuk ritel. Sementara sektor lain mungkin belum merasakan urgensi yang terlalu besar untuk beralih ke digital secara penuh.
Siap Go Digital?
Jika cuma soal adu keren teknologi, pastinya bisnis dengan modal besarlah yang pasti unggul. Namun kenyataannya tidaklah demikian. Para petinggi C-level perusahaan pun harus putar otak menghadapi tantangan yang lebih pelik. Tak hanya mereka dituntut melakukan transformasi dari bisnis konvensional menjadi digital, tetapi juga bagaimana secara total mengubah perusahaan menjadi berbasis teknologi.
Di sini diperlukan kolaborasi dengan berbagai bagian perusahaan. Kolaborasi dengan HR diperlukan untuk terus memoles SDM / talenta digital yang disesuaikan dengan kebutuhan, ditambah dengan level strategic perusahaan yang harus terus menerus menyegarkan strategi dan model bisnis digitalnya.
Transformasi digital bukan hanya soal memperbarui teknologi saja, tetapi sekaligus juga meningkatkan kemampuan untuk berpikir strategis. Perusahaan akan selalu diuji dalam kemampuan mengelola talenta digital dan memanfaatkan teknologi yang sesuai kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai.
Centre of Digital and Human Transformation (CDHX) bekerjasama dengan QuBisa, Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK), Agile Integration, dan Amazon Web Services (AWS) mempertemukan Pengajar, Pembelajar, dan Organisasi dengan misi menyiapkan lulusan baru dan para profesional muda untuk menjadi lebih kompetitif.
Dalam rangka menyukseskan program pemerintah yang fokus pada pengembangan kompetensi digital anak bangsa, QuBisa menyelenggarakan Full Stack Developer Bootcamp & Apprenticeship, yang akan dilaksanakan pada bulan Juni - Desember 2022.
Perusahaan Bapak/Ibu dapat mengirimkan peserta untuk dididik dalam program intensif selama 6 bulan, untuk menggerakkan transformasi digital di perusahaan atau organisasi Bapak/Ibu. Bersama kita turut serta menggalakkan program pemagangan dan pengembangan kompetensi digital di seluruh Indonesia.
Full Stack Developer Bootcamp & Apprenticeship
Info detail silakan masuk ke link berikut:
https://bit.ly/pemagangandigitalcorporate
Penulis:
Ivan Mulyadi
Jika ada informasi yang ingin ditanyakan, silakan Chat WA Customer Service & Social Media kami:
Ivan Mulyadi , June 07 2022
Fenomena bisnis di era digital memang aneh. Begitu banyak bisnis startup yang terlihat keren dari sisi digital. Namun ketika diteliti lebih jauh, strategi dan eksek...
Ivan Mulyadi , June 07 2022
Menurut Anda, manakah yang lebih penting, strategi atau eksekusi? Pertanyaan ini cukup menjadi polemik. Saat strategi dianggap lebih penting dari eksekusi, kecender...
Ivan Mulyadi , June 07 2022
Artikel ini dikutip dari website Suarasiber.com ...
Ivan Mulyadi , June 07 2022
Suatu siang di salah satu cafe yang berdekatan dengan kompleks perkantoran, Deny dan Monica sedang mendiskusikan atasan mereka yang baru 3 bulan memimpin unit ...
2024 © ONE GML Consulting