Ivan Mulyadi , March 03 2021
Pastinya Anda pernah mendengar kalau kita ingin bisnis tetap langgeng, maka kita harus benar-benar memperhatikan pelanggan. Tapi sebelum pelanggan, sebenarnya ada yang lebih penting lagi untuk diperhatikan.
Ya betul, prioritas setiap bisnis / perusahaan harus lebih dulu membangun SDM-nya, termasuk moral sekaligus kompetensinya. Merekalah ujung tombak perusahaan yang selalu berhubungan langsung dengan pelanggan. Para pemimpin dan karyawan menjadi aset perusahaan paling berharga. SDM (human capital) menjadi aset yang hampir mustahil ditiru kompetensinya oleh kompetitor.
Sangatlah sulit bagi bisnis yang ingin pelanggan dan stakeholders-nya happy, jika karyawannya sendiri tidak happy!
Membangun perusahaan tanpa diimbangi dengan investasi di Sumber Daya Manusia (SDM) sama saja dengan membangun tanpa fondasi yang kuat. Akibatnya bangunan yang sudah susah payah dibangun pun bisa runtuh dengan mudah. Lalu bagaimana perusahaan bisa memastikan aset para SDM-nya bisa mempunyai moral dan mental tempur yang tangguh, sekaligus punya kompetensi / skill yang mumpuni?
Nah, kualitas SDM yang menjadi kunci utama untuk infrastruktur perusahaan yang kuat, hanya bisa dicapai jika divisi Human Resources (HR) perusahaan berfungsi secara maksimal. Ini karena pengelolaan SDM yang kompeten menjadi kunci utama perusahaan untuk bisa survive sekaligus berkembang, terutama dalam situasi krisis.
Mulai dari proses rekrutmen, penempatan, pengembangan, sampai retensi karyawan, di sinilah peran HR benar-benar diuji untuk memastikan jalannya roda sistem strategi yang berasal dari visi & misi perusahaan. HR juga harus berusaha menghilangkan segala bottleneck yang dianggap bisa menghambat eksekusi visi & misi yang sudah dirumuskan perusahaan. Intinya jangan sampai strategi yang sudah disusun dengan susah payah, hanya berakhir di ruang meeting atau tersimpan rapi di lemari.
Lalu ada juga pertanyaan yang sering dilontarkan, “Apa sih nilai tambah yang dihasilkan HR untuk perusahaan?” Pertanyaan ini memang tak mudah untuk dijawab. Masih banyak yang belum paham, walaupun peran HR tidak berpengaruh langsung terhadap pencapaian omset atau profit perusahaan (seperti halnya sales atau marketing), HR tetap harus menjadi prioritas untuk diusahakan bisa berfungsi maksimal. Jika tidak, maka perusahaan secara keseluruhan pun bisa lumpuh.
Menurut Prof. Dave Ulrich, pendiri RBL Insitute, dalam salah satu buku bestseller-nya yang berjudul “HR Value Proposition”, beliau menyimpulkan peranan HR dalam organisasi memang bersifat tidak langsung, namun sangatlah krusial. HR menciptakan nilai tambah untuk perusahaan melalui penciptaan, pengembangan dan perbaikan kapabilitas SDM untuk membangun kapabilitas organisasi yang lebih kompetitif dan lebih baik dibanding kompetitor.
Apalagi sekarang peran HR sudah dianggap setara dengan level manajemen, di mana HR memberikan support untuk pengambilan keputusan di level manajemen. Tak hanya itu, HR pun berperan untuk menurunkan eksekusi strategi dari para pimpinan ke semua individu bawahan.
Manajemen yang cenderung fokus pada pembangunan infrastruktur, harus didukung oleh HR yang fokus membangun SDM sebagai aset terpenting perusahaan. Mereka harus berkolaborasi untuk menyebarkan standar, moral, dan pola kerja yang dianggap paling sesuai untuk mencapai performa yang diinginkan.
Para profesional HR perlu dibekali dasar-dasar pengelolaan SDM mulai dari fungsi strategic sampai pada fungsi enabler. Mulai dari penurunan strategi Human Capital dari strategi korporat beserta key performance indicator-nya, membangun dan mendesain struktur organisasi, menentukan profil jabatan dan lingkup pekerjaan, melakukan pemetaan terhadap performa, menentukan kebutuhan pengembangan, membangun prosedur akuisisi talenta, sampai merancang program retensi untuk menjaga talenta-talenta terbaik agar tidak pindah ke lain hati.
Menjalankan fungsi pengelolaan SDM saja tidaklah cukup. Memiliki kemampuan menciptakan, mengembangkan dan memperbaiki kapabilitas SDM, bukan berarti profesional HR sudah tidak perlu lagi dikembangkan. Justru sebaliknya, training profesional HR secara optimal perlu menjadi prioritas, karena mereka lah yang nantinya menjadi ujung tombak peningkatan kualitas SDM secara keseluruhan. Sayangnya di kebanyakan perusahaan, inilah yang dirasakan paling kurang.
One GML telah menyelenggarakan Certified Human Resources Program Executive (CHRPE) selama belasan tahun, yang sudah dihadiri perusahaan/organisasi pemerintah terbaik. Sebagai pionir dalam sertifikasi pengelolaan SDM, One GML terus melakukan inovasi. Untuk pertama kalinya di Asia, One GML menghadirkan proses sertifikasi CHRPE 4.0 berpola blended-learning.
Tak ketinggalan juga, para peserta milenial atau perusahaan startup yang bergerak cepat pun bisa dengan mudah mengatur pola mempelajari ilmu SDM terkini di tempatnya masing-masing. Mereka tetap memiliki kesempatan berinteraksi dengan Master Facilitator dari One GML di dalam kelas secara berkala untuk skill-building dan saling melakukan benchmarking di antara peserta dari perusahaan berbeda.
Setiap sesi dalam training ini dilakukan secara sistematis sehingga mudah dipahami dan diimplementasikan. Metode pembelajaran dibuat dengan proporsi seimbang antara teori maupun praktik, melalui aktivitas dan diskusi.
Setiap perusahaan tentunya menginginkan program training yang terbaik dan paling optimal dalam mengembangkan pesertanya dengan investasi yang paling efisien. Namun perlu diingat, bahwa investasi pengembangan bukan hanya diukur dari berapa kali program dilakukan, namun yang lebih penting seberapa efektif program itu memberikan efek positif buat pesertanya. Oleh karena itu, pilihlah program yang komprehensif, terintegrasi, dan tentunya menggunakan konsep yang tepat.
Ivan Mulyadi
Sumber:
Artikel Jangan Hanya Infrastrukturnya – Kartika Indradjaja
Artikel Memilih Program Pengembangan Yang Paling Efektif Untuk Profesional HR - Handoko Said
Jika ada informasi yang ingin ditanyakan, silakan Chat WA Customer Service & Social Media kami:
Ivan Mulyadi , March 03 2021
Semakin banyak jumlah individu dalam organisasi, akan semakin sulit pula memonitor kinerja masing-masing individunya. Padahal semua pekerjaan yang dilakukan masing-...
Ivan Mulyadi , March 03 2021
Dalam kondisi sosial dan lingkungan yang mengalami degradasi akibat eksploitasi yang berlebihan, perusahaan semakin menyadari bahwa mereka ...
2024 © ONE GML Consulting