GML , March 05 2021
Manakah yang lebih sering Anda alami? Gagal atau berhasil membangun kebiasaan? Untuk membangun kebiasaan, kita tidak dapat hanya sekedar memiliki keinginan dan rencana saja.
Keinginan dapat berubah dari waktu ke waktu, bahkan bisa berubah dalam semalam.
Misalnya malam ini Anda berniat memulai kebiasaan jalan pagi, ternyata esok pagi Anda lebih ingin bergelung di tempat tidur.
Hanya sekadar membuat rencana, juga sulit membangun kebiasaan. Misalnya Anda membuat rencana yang sangat detail untuk menurunkan berat badan: jenis makanan yang disantap, cara memasaknya, kapan menyantapnya, dan seterusnya. Sangat detail. Namun, rencana itu gagal begitu Anda tidak dapat membeli makanan yang direncanakan. Atau perasaan Anda tidak menyukai rencana yang jelimet tersebut.
1. Bangunlah Satu Kebiasaan pada Satu Waktu.
Jika Anda membangun beberapa kebiasaan sekaligus, kemungkinan besar akan gagal. Anda akan lebih memilih membangun kebiasaan yang lebih disukai, yang lebih menyenangkan dan lebih mudah. Karena itu, tentukan satu kebiasaan yang hendak dibangun, maka perhatian dan usaha Anda akan terfokus pada membangun kebiasaan yang satu itu, dan menyingkirkan yang lain.
2. Mulai dengan Perilaku Minimum.
Motivasi kita tidak cukup kuat bertahan dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, kebiasaan yang dibangun perlu dijabarkan menjadi perilaku minimum yang dapat dilakukan dengan mudah. Misalnya: membangun kebiasaan menulis buku, mulailah dengan menulis 1 halaman setiap hari. Membangun kebiasaan berjalan pagi, mulailah dengan berjalan kaki 1 kilometer/ hari. Semakin sering kita selesai melakukannya, semakin mudah kebiasaan itu terbangun.
3. Tuliskan “Kapan” dan “Di mana”.
Menurut riset, menuliskan “kapan” dan “di mana” membuat peluang berhasil menjadi 3 kali lipat. Jadi, tulislah kalimat: “Saya akan berjalan pagi setiap hari, mulai pukul 06.00 – 07.00, di taman dekat kompleks rumah.” Pikiran Anda akan mencari jalan untuk mewujudkan jadwal tsb.
4. Cobalah Tidak Gagal 2 Kali Berturut – turut.
Satu kali kegagalan melakukan perilaku minimum, peluang menjadi kebiasaan berkurang sebesar 5%. Jika Anda gagal 2 kali berturut-turut, peluang Anda berkurang 55%.
Bila gagal 3 kali berturut – turut, maka Anda harus mulai lagi dari awal.
5. Libatkan Orang Lain
Ceritakan rencana Anda membangun kebiasaan kepada satu orang yang kepadanya Anda memberikan akuntabilitas. Tuliskan juga konsekuensi kegagalan.
Misalnya, bila Anda gagal jalan pagi, Anda akan mentraktir orang itu makan siang.
6. Jangan Berhenti Sebelum Kebiasaan Menjadi Otomatis
Beberapa ahli mengatakan, bahwa diperlukan 66 hari untuk membangun kebiasaan baru sehingga menjadi otomatis. Kebiasaan menggosok gigi di pagi hari adalah kebiasaan yang sudah otomatis kita lakukan tanpa berpikir, tanpa rencana, terlepas apapun perasaan Anda saat itu. Jadi, sebelum kebiasaan yang mau dibangun menjadi otomatis, teruslah lakukan.
7. Tingkatkan Perilaku Minimum Setelah Terasa Otomatis.
Setelah perilaku minimum terasa otomatis, Anda dapat meningkatkannya menuju target Anda. Setelah perilaku berjalan pagi satu kilometer terasa menjadi otomatis, tingkatkan menjadi dua - tiga kilometer sesuai dengan target Anda.
8. Sangkutkan dengan Kebiasaan / Aktivitas Lain.
Misalnya, Anda hobi mendengarkan musik, maka Anda bisa mendengarkan musik pada waktu berjalan pagi. Atau, anda mengizinkan diri makan camilan sehat yang Anda sukai hanya bila Anda berjalan pagi.
"I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times." - Bruce Lee
Pur
Jika ada informasi yang ingin ditanyakan, silakan Chat WA Customer Service & Social Media kami:
GML , March 05 2021
Dari diskusi yang membahas perbaikan kualitas layanan, konsultan GML membantu bank lokal merancang studi banding ke tiga bank terbesar di Singapura. Studi ters...
2024 © ONE GML Consulting