Mikael Minghoa Murtaba , June 19 2024
Anda mungkin tidak pernah mengenal seseorang dengan nama Cus D’Amanto. Kita lebih mengenal sang legenda tinju kelas berat dunia, yaitu Mike Tyson. Cus D’Amanto adalah seorang penemu bakat dan penanam fondasi keahlian bertinju dari Tyson muda.
Cus, sapaan akrabnya, dahulu merupakan juru taktik yang mengantarkan Floyd Patterson dan Jose Torres menjadi juara dunia. Dia merupakan pelatih pertama Tyson dalam berkarier profesional. Sebagai pelatih pertama, Cus adalah pemberi dasar teknik peek-a-boo miliknya kepada pria kelahiran New York itu. Di bawah asuhan Cus, Tyson sukses memenangi 11 pertarungan secara profesional.
Melihat dari kisah tersebut, Cus merupakan coach sekaligus mentor bagi Tyson, dimana dia memberikan arahan dan teknik dasar dalam bertinju profesional. Cus menjadi mentor dalam membentuk pribadi Tyson yang terkenal temperamental dan sulit diatur, menjadi seseorang dengan mental juara.
Dari pembelajaran ini, penting bagi seorang coach mengetahui potensi dari coachee, kemudian memberikan arahan yang tepat sesuai dengan potensinya, sekaligus memotivasi coachee saat dia sedang tidak termotivasi.
Mendorong Potensi Diri Karyawan
Bagi organisasi, karyawan adalah modal terpenting. Karyawan perlu diberi fasilitas untuk meningkatkan kinerjanya melalui coaching. Proses ini mendorong karyawan mengenali dan menggali potensi diri yang dimiliki lebih dalam.
Ketika seseorang dapat mengetahui apa kelebihan dan kekurangan dirinya, maka ia akan mampu mengerti bagaimana memberdayakan potensi tersebut. Kompetensi kerja yang dimiliki pun meningkat, sehingga karyawan mengalami peningkatan produktivitas dan kepuasan kerja. Tujuan ini tentu akan membawa karyawan ke level kinerja yang positif.
Dalam proses pemberdayaan melalui proses coaching, karyawan dapat mengungkapkan masalah yang ia hadapi kepada coach. Coaching sendiri adalah kemampuan dalam memberikan arahan baik langsung maupun tidak langsung, yang berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan (task), yang mengutamakan elemen pengembangan kompetensi.
Pelaksanaan coaching dalam internal organisasi telah terbukti mampu meningkatkan kinerja karyawan hingga mencapai 70%. Peningkatan kinerja karyawan ini juga diiringi oleh meningkatnya manajemen bisnis dan manajemen waktu organisasi. Ketiga faktor tersebut turut menyumbang pada peningkatan efektivitas kerja tim. Kegiatan coaching semestinya mampu menjawab gap yang terjadi di organisasi terkait kompetensi karyawan baik pada level saat ini, maupun untuk persiapan ke jenjang atau level yang lebih tinggi.
Tujuan dari aktivitas coaching ini adalah untuk mengarahkan serta meningkatkan kerangka berpikir dan perilaku, serta dapat mengoptimalisasi performa dan produktivitas kerja karyawan. Melalui perbincangan dengan coach, karyawan atau coachee dapat memperoleh insight soal apa saja yang bisa ia lakukan untuk beradaptasi di lingkungan kerja. Hal ini akan membantu karyawan dalam mengatasi permasalahannya. Ketika masalah itu dapat ditangani, maka karyawan pun bisa fokus memperbaiki kinerjanya.
Mendorong Motivasi dan Komitmen dalam Bekerja
Konseling adalah kegiatan untuk memberikan dukungan secara emosional kepada seseorang saat menghadapi permasalahan pribadi. Tujuannya untuk membantu karyawan dalam mengatasi tantangan emosional, seperti stres, rasa cemas, kesedihan, hingga depresi.
Organisasi juga bisa memberdayakan manager atau karyawan senior untuk memberikan bantuan pada karyawan junior ketika sedang mengalami kesulitan di tempat kerja. Dalam proses konseling, seseorang yang berperan sebagai konselor (orang yang memberikan konseling) harus memiliki sifat empati, punya kemampuan dalam memahami orang lain, serta bisa menghargai perspektif dan pengalaman orang lain.
Contohnya jika ada seorang karyawan junior yang mengalami kesulitan beradaptasi di lingkungan kerja, mereka bisa melakukan konseling dengan manager atau karyawan senior yang dipercaya, dan memiliki daya untuk mendukung secara emosional. Lalu, karyawan senior atau manager tersebut harus bisa memberikan jalan keluar, sehingga mampu menyelesaikan tanggung jawab tepat waktu. Target tim lebih mudah dicapai berkat kinerja optimal masing-masing anggota tim. Hal ini jelas akan mempermudah organisasi dalam mencapai target.
Summary
Pemberdayaan melalui coaching & counseling sudah terbukti memberikan pengaruh signifikan dalam proses pengembangan diri karyawan. Selain itu, coaching maupun counseling, tidak hanya membantu karyawan mengeluarkan performa terbaik untuk dirinya, tapi juga mengeluarkan performa terbaik untuk berkontribusi signifikan pada kinerja tim dan organisasi.
Oleh karena itulah kegiatan coaching & counseling sudah seharusnya perlu dipandang sebagai salah satu kebutuhan dasar organisasi, agar dapat melangkah menuju kesuksesan di jangka panjang.
Selamat mempraktikkan kegiatan pemberdayaan melalui coaching dan counseling untuk mendorong kesuksesan Anda dan tim.
Penulis:
Mikael Minghoa Murtaba, SE, MM, PNLP, CT.
Senior Consultant ONEGML
Certified International Licensed of Neuro-Linguistic Programming™
Editor:
Ivan Mulyadi
Jika ada informasi yang ingin ditanyakan, silakan Chat WA Customer Service & Social Media kami:
Mikael Minghoa Murtaba , June 19 2024
Tentu kita sering mendengar ungkapan, “Bekerjalah sesuai passion”. Dengan bekerja sesuai passion, Anda akan lebih bahagia dan lebih bersungguh-sungguh dalam menjala...
Mikael Minghoa Murtaba , June 19 2024
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu strategi terpenting bagi organisasi untuk meningkatkan kinerja dan produktiv...
Mikael Minghoa Murtaba , June 19 2024
Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi salah satu strategi terpenting bagi organisasi untuk meningkatkan kinerja dan produktiv...
2024 © ONE GML Consulting