M. Arie Darmawan , July 24 2025
Iklim bisnis dalam satu dekade terakhir telah mengalami transformasi yang sangat signifikan. Hal ini didorong dari perubahan dinamika pasar, munculnya model bisnis baru dan intensitas persaingan global, yang menuntut organisasi harus bergerak lebih cepat, lebih adaptif dan lebih inovatif dari sebelumnya.
Di sisi lain, perkembangan teknologi digital yang pesat, seperti kecerdasan buatan (AI), otomatisasi, big data dan cloud computing telah mengubah cara perusahaan beroperasi, berinteraksi dengan pelanggan, serta mengambil keputusan strategis.
Transformasi digital ini tidak hanya menciptakan peluang baru, tapi juga menghadirkan tantangan besar bagi organisasi yang tidak mampu beradaptasi dengan cepat. Dalam konteks ini, perusahaan dituntut untuk memiliki sistem manajemen kinerja yang lincah, terukur dan selaras dengan arah strategis perusahaan.
Salah satu pendekatan yang terbukti efektif dalam menjawab tantangan tersebut adalah Objectives and Key Results (OKR) — kerangka kerja yang mampu menghubungkan tujuan ambisius dengan hasil nyata melalui pengukuran yang jelas, partisipatif dan transparan. Penerapan OKR memungkinkan perusahaan untuk menjaga fokus di tengah perubahan, mempercepat proses pengambilan keputusan, serta mendorong kolaborasi lintas tim dalam mencapai hasil yang bermakna.
OKR adalah kerangka kerja manajemen tujuan yang dikembangkan oleh Andy Grove dari Intel dan dipopulerkan oleh John Doerr (2018) dalam bukunya Measure What Matters. OKR terdiri dari:
Objectives:
Tujuan kualitatif yang memberikan arah dan motivasi.
Key Results:
Indikator kuantitatif yang menunjukkan sejauh mana tujuan tercapai.
Sebaliknya Balanced Scorecard (BSC) dikembangkan oleh Kaplan dan Norton (1992, 1996) sebagai alat untuk menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam empat perspektif kinerja, yaitu:
Meskipun pendekatannya berbeda, penyelarasan OKR dengan BSC dapat memperkuat strategi dan operasional organisasi. Berikut beberapa cara integrasinya:
BSC bertindak sebagai peta strategi yang memuat arah jangka panjang perusahaan, sehingga menjadi acuan strategis pengembangan perusahaan. Selain itu BSC berperan menjaga keseimbangan antar area keuangan, proses dan pengembangan SDM (Parmenter, 2015).
OKR dan BSC bukanlah dua pendekatan yang saling bertentangan, melainkan saling melengkapi. BSC memberikan kerangka strategis makro, sedangkan OKR menurunkannya ke dalam tindakan yang terukur dan dapat dieksekusi. Integrasi keduanya mendorong kinerja organisasi yang lebih agile, terstruktur dan berdampak langsung pada pencapaian visi jangka panjang.
Muhamad Arie Darmawan
Chief of Strategy and Execution
One GML
Editor:
Ivan Mulyadi
Jika ada informasi yang ingin ditanyakan, silakan Chat WA Customer Service & Social Media kami:
M. Arie Darmawan , July 24 2025
Artikel ini dikutip dari website Tempo.co ...
M. Arie Darmawan , July 24 2025
Salah satu perusahaan besar di Indonesia baru saja meresmikan ‘Corporate University’, namun setelah sekian lama berjalan, manajemen perusahaan merasakan bahwa...
M. Arie Darmawan , July 24 2025
Jakarta - CEO Vidio, Sutanto Hartono, berbagi cerita tentang kepemimpinannya dalam mengembangkan platform streaming Vidio menjadi yang terkemuka di Indonesia. Ia be...
2025 © ONE GML Consulting